Menu

Minggu, 25 Desember 2016

HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH, DAN ISTIQOMAH



A.   Mari Berperilaku Jujur
Jujur  adalah  kesesuaian  sikap  antara perkataan  dan  perbuatan  yang  sebenarnya. Apa  yang  diucapkan  memang  itulah  yang sesungguhnya dan apa yang diperbuat itulah yang sebenarnya.
Kejujuran  sangat  erat  kaitannya  dengan hati  nurani.  Kata  hati  nurani  adalah  sesuatu yang  murni  dan  suci.  Hati  nurani  selalu mengajak kita kepada kebaikan dan kejujuran. Namun,  kadang,  kita  enggan  mengikuti  hati nurani.  Bila  kita  melakukan  sesuatu  yang tidak  sesuai  hati  nurani,  maka  itulah  yang disebut  dusta.  Apabila  kita  katakan  sesuatu  yang  tidak  sesuai  dengan  kenyataan, itulah yang dinamakan bohong. 
Dusta  atau bohong  merupakan lawan kata jujur. Mengapa kita harus  jujur ? Jujur itu penting. Berani jujur itu hebat. Sebagai makhluk sosial, kita memerlukan kehidupan  yang  harmonis,  baik,  dan  seimbang.  Agar  tidak  ada  yang  dirugikan, dizalimi  dan  dicurangi,  kita  harus  jujur.  Jadi,  untuk  kehidupan  yang  lebih  baik kuncinya adalah kejujuran. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi:
“Dari Abdullah ibn Mas’ud r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga...” (H.R. Bukhari).
Ada  ungkapan  yang  mengatakan  bahwa  “kejujuran  itu  mahal”.  Ya, kejujuran memang sangat mahal karena berkata jujur itu terkadang sangat berat. Akan tetapi, agar dapat dipercaya orang, kita harus jujur. Rasulullah saw. telah memberi contoh nyata  kepada  kita.  Pada  masa  jahiliyah  sangat  sulit  mencari  orang  yang  jujur.
Dengan  kejujuran  Rasulullah  saw.  menjadi  orang  yang  paling  terpercaya.  Beliau mendapat gelar al-Amin (dapat dipercaya) dari bangsa Quraisy.Kejujuran berbuah kepercayaan, sebaliknya dusta menjadikan orang lain tidak percaya. Jujur membuat hati kita tenang, sedangkan berbohong membuat hati jadi was-was.Akan  tetapi  kadangkala,  ada  orang  yang  tidak  suka  dengan  kejujuran.  Hal ini dapat terjadi kalau orang itu akan terganggu oleh kejujuran kita itu. Meskipun demikian  jangan  takut  dan  risau  karena  lebih  banyak  pihak  yang  mendukung kejujuran.
Kejujuran merupakan bagian dari akhlak yang diajarkan dalam Islam. Seharusnya sifat  jujur  juga  menjadi  identitas  seorang  muslim.  Katakan  bahwa  yang  benar  itu adalah  benar  dan  yang  salah  itu  salah.  Jangan  dicampuradukkan  antara  yang  hak dan yang batil. Allah Swt.  berfirman:
“Dan  janganlah kamu  campur  adukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu  sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu  mengetahuinya”. (Q.S. al-Baqarah/2:42)
Hikmah atau manfaat dari perilaku jujur adalah:
1.  mendapatkan kepercayaan dari orang lain,
2.  mendapatkan banyak teman, dan
3.  mendapatkan ketentraman hidup karena tidak memiliki kesalahan terhadap orang lain.
B.   Mari Berperilaku Amanah
1. Apakah Amanah itu ?
Amanah artinya  terpercaya  (dapat dipercaya). Amanah juga  berarti  pesan yang  dititipkan  dapat  disampaikan kepada orang yang berhak. Amanah yang wajib ditunaikan oleh setiap orang adalah hak-hak Allah Swt., seperti shalat , zakat, puasa, berbuat baik kepada sesama, dan yang lainnya.
Amanah berkaitan  erat  dengan tanggung  jawab.  Orang  yang  menjaga amanah biasanya  disebut  orang  yang bertanggung  jawab.  Sebaliknya,  orang yang tidak menjaga amanah disebut orang yang tidak bertanggung  jawab.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menjaga amanah itu penting. Kalau kalian  setuju  dengan  pernyataan  ini,  mulai  sekarang  kalian  harus  berlatih  untuk menjaga amanah.  Kalian  harus  berlatih  untuk  bertanggung  jawab.  Untuk  berlatih tidak  sulit.  Mulailah  dari  menjaga amanah yang  kecil-kecil,  seperti  bertanggung jawab saat piket kebersihan. Kalian belajar dan sekolah dengan sungguh-sungguh. Itu juga bagian dari menjaga amanah. Melaksanakan ibadah £alat juga bagian dari menjaga amanah dari Allah Swt.
Ternyata,  tanpa  disadari  kalian  sudah  mulai  berlatih  menjaga am±nah.  Siapa tahu  kelak  di  antara  kalian  ada  yang  mendapat amanah untuk  menjadi  seorang pemimpin.  Jika  kalian  berlatih  mulai  dari  sekarang,  pada  saat  menjadi  pemimpin tentu tidak sulit untuk menjaga amanah. Rasulullah saw.  bersabda:
“Dari  Ibnu  Umar  r.a., Rasulullah  saw. bersabda:“Setiap  kalian  adalah  pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban perihal rakyat yang dipimpinnya...” (H.R.  Bukhari dan  Muslim).
 Nah,  sekarang  saatnya  kalian  mengetahui  macam-macam  bentuk amanah.
Amanah itu dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a.       Amanah terhadap Allah Swt.
Amanahini berupa ketaatan akan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Allah swt.  berfirman:
”Wahai  orang-orang  yang  beriman,  janganlah  kalian  mengkhianati  Allah  dan Rasul  (Muhammad),  dan  (juga)  janganlah  kalian  mengkhianati  amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang  kamu  mengetahui.”.(Q.S. al-Anfal/8:27).
Contoh amanah kepada  Allah  Swt., yaitu  menjalankan  semua  yang  diperintahkan dan  meninggalkan  semua  yang  dilarangnya. Bukankah kita diciptakan oleh Allah Swt. untuk mengabdi kepada-Nya? Orang yang mengabdi kepada-Nya  berarti  telah  memenuhi am±nahNya. Orang yang tidak mengabdi kepada-Nya berarti telah mengingkari amanah-Nya.
b.      Amanahterhadap sesama manusia.
Amanahini meliputi hak-hak antarsesama manusia. Misalnya, ketika dititipi pesan atau barang,  maka  kita  harus menyampaikannya  kepada  yang  berhak.  Allah Swt. berfirman:
“Sesungguhnya  Allah Swt.  menyuruh  kamu  untuk  menyampaikan amanahkepada yang berhak menerimanya...”.(Q.S. an-Nisa’/4:58).
c.       Amanah terhadap  diri  sendiri. 
Amanah ini  dijalani  dengan  memelihara  dan menggunakan  segenap  kemampuannya demi menjaga kelangsungan hidup, kesejahteraan, dan kebahagiaan diri. Allah Swt.  berfirman:
“Dan  (sungguh  beruntung)  orang  yang  memelihara  amanat-amanat  dan janjinya”(Q.S. al-Mu’minµn/23:8).
2. Hikmah Perilaku Amanah
Orang  yang  berbuat  baik  kepada  orang  lain,  sesungguhnya  ia  telah  berbuat  baik kepada  diri  sendiri. Begitu  juga  sikap amanah memiliki  dampak  positif  bagi  diri sendiri. Di  antara hikmah amanah adalah sebagai berikut.
a.  Dipercaya  orang  lain,  ini  merupakan  modal  yang  sangat  berharga  dalam menjalin hubungan atau berinteraksi antara sesama manusia.
b.  Mendapatkan simpati dari semua pihak, baik kawan maupun lawan.
c.  Hidupnya akan sukses  dan dimudahkan oleh Allah Swt.
3.  Perilaku Amanah dalam Kehidupan Sehari-hari
Perilaku amanahdalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
a.  Menjaga titipan dan mengembalikannya seperti keadaan semula
Apabila kita dititipi sesuatu oleh orang lain, misalnya barang berharga, emas, rumah, atau barang-barang lainnya, maka kita harus menjaganya dengan baik. Pada saat barang titipan tersebut diambil oleh pemiliknya, kita harus mengembalikannya seperti semula.
b.  Menjaga  rahasia
Apabila  kita  dipercaya  untuk  menjaga  rahasia,  baik  itu rahasia  pribadi,  rahasia  keluarga,  rahasia  organisasi,  atau  rahasia  negara, maka kita wajib menjaganya supaya tidak bocor kepada orang lain.
c.  Tidak menyalahgunakan jabatan
Jabatan adalah amanahyang wajib dijaga. Apabila  kita  diberi  jabatan  apapun  bentuknya,  maka  kita  harus  menjaga amanahtersebut. Segala bentuk penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau kelompok termasuk perbuatan yang melanggar amanah.
d.      Memelihara semua nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swt.
Berupa umur, kesehatan, harta benda, ilmu, dan sebagainya. Semua nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. kepada umat manusia adalah amanahyang harus dijaga dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
C.   Mari Berperilaku Istiqamah
1.  Pengertian Istiqamah
Istiqamah berarti  sikap  kukuh  pada pendirian dan konsekuen dalam tindakan. Dalam makna yang luas, istiqamah adalah sikap  teguh  dalam  melakukan  suatu kebaikan, membela dan mempertahankan keimanan  dan  keislaman,  walaupun menghadapi  berbagai  macam  tantangan dan godaan.
Seseorang  yang  mempunyai  sifat istiqamah bagaikan  batu  karang  yang berada di tengah-tengah lautan yang tidak tergeser sedikit pun, meskipun dihantam oleh gelombang yang sangat besar. Istiqamah terwujud  karena  adanya  keyakinan  akan  kebenaran  dan  siap menanggung risiko.
Sikap ini wajib dimiliki setiap muslim, termasuk kita sebagai pelajar. Istiqamah dapat membantu kita untuk membentuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, kita sebagai pelajar harus memberikan contoh  yang  baik  kepada  siapa  saja  dalam  kehidupan  kita  sehari-hari,  baik  di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat sekitar. Allah Swt.  berfirman:
 “Sesungguhnya  orang-orang  yang  berkata  Tuhan  kami  adalah  Allah, kemudian mereka  tetap  istiqmah,  tidak  ada  rasa  khawatir  pada  mereka,  dan  mereka  tidak (pula) bersedih hati”. (Q.S. al- Ahqaf/46:13).
Ayat  di  atas  menjelaskan  sikap  orang-orang istiqamah,  yaitu  menepati  dan mengikuti garis-garis yang telah ditentukan oleh agama, menjalankan semua perintah Allah Swt. dan meninggalkan semua larangan-Nya. Orang yang semacam itu tidak perlu  khawatir  terhadap  diri  mereka  di  hari  kiamat  karena  Allah  Swt.  menjamin keselamatan mereka.
2.  Hikmah  Perilaku Istiqamah
Di  antara hikmah perilaku istiqamah adalah sebagai berikut.
a.  Orang  yang istiqamah akan  dijauhkan  oleh  Allah  Swt.  dari  rasa  takut dan sedih  sehingga  dapat  mengatasi  rasa  sedih  yang  menimpanya,  tidak  hanyut dibawa kesedihan dan tidak gentar dalam menghadapi kehidupan masa yang akan datang.
b.  Orang  yang istiqamah akan  mendapatkan  kesuksesan  dalam  kehidupan  di dunia karena ia tekun dan ulet.
c. Orang  yang istiqamah dan  selalu  sabar  serta  mendirikan shalat  akan  selalu dilindungi oleh Allah swt.
3.  Perilaku Istiqamah dalam  Kehidupan  Sehari-hari
Perilaku istiqamah dapat  diwujudkan melalui kegiatan:
     a.  Selalu menjalankan perintah Allah Swt. dan  menjauhi  larangan-Nya  dalam keadaan apa pun dan di mana pun;
b.   Melaksanakan  shalat  tepat  pada waktunya;
c.   Belajar terus-menerus hingga paham;
     d.  Selalu menaati peraturan, baik  yang ada di rumah, sekolah, maupun di masyarakat;

     e.  Selalu  menjalankan  kewajibannya  dengan  rasa  senang  dan  nyaman, tidak merasa dipaksa atau dibebani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar