Menu

Minggu, 25 Desember 2016

BEREMPATI ITU MUDAH, MENGHORMATI ITU INDAH



A.   Mari Berempati
Empati  adalah  keadaan  mental  yang  membuat  orang  merasa  dirinya  dalam keadaan, perasaan atau pikiran yang sama dengan orang lain. Dalam istilah lain, empati dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyadari diri sendiri atas perasaan seseorang, lalu bertindak untuk membantunya.
Empati merupakan sifat terpuji Islam menganjurkan hambanya memiliki sifat ini. Empati sama dengan rasa iba atau kasihan kepada orang lain yang terkena musibah.  Islam  sangat  menganjurkan  sikap  empati,  sebagaimana  firman Allah Swt.  dalam Q.S.  an-Nisa/4: 8.
“Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir beberapa kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya)  dan ucapkanlah kepada mereka  perkataan yang baik”. (Q.S.  an-Nisa/4: 8).
Ayat tersebut menjelaskan apabila ada kerabat, anak yatim, dan orang miskin yang ikut menyaksikan pembagian warisan, maka mereka diberi bagian sekadarnya sebagai atau tali kasih. Kepedulian terhadap mereka perlu ditumbuhkan. Sikap empati ini akan timbul apabila :
1.  Dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain,
2.  Mampu menempatkan diri sebagai orang lain, dan
3.  Menjadi orang lain yang merasakan.
Terkait sikap empati ini, Rasulullah saw.  bersabda.
“Dari Abi Musa r.a. dia berkata, Rasulullah saw. bersabda, ‘Orang mukmin yang  satu  dengan  yang  lain  bagai  satu  bangunan  yang  bagian-bagiannya saling mengokohkan.” (H.R. Bukhari).
Hadis di atas, secara tidak langsung mengajarkan kepada kita untuk bisa merasakan apa yang dirasakan orang mukmin yang lain. Apabila ia sakit, kita pun merasa sakit. Apabila ia gembira, kita pun  merasa gembira.
Allah Swt. menyuruh umat manusia untuk berempati terhadap sesamanya. Peduli dan membantu antar sesama yang membutuhkan. Allah Swt. sangat murka kepada orang-orang yang egois dan sombong. Perilaku  empati  terhadap  sesama dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan dengan cara:
1.  peka terhadap perasaan orang lain,
2.  membayangkan  seandainya aku adalah dia,
3.  berlatih  mengorbankan  milik sendiri, dan
4.  membahagiakan orang lain.
B.   Mari Menghormati Orang Tua Kita
Siapakah orang yang paling dekat dengan kamu sejak lahir? Tentu kedua orang tuamu, bukan? Merekalah yang membawa kamu ke dunia ini dengan izin Allah Swt.Jasa mereka besar sehingga kamu tidak akan mampu menghitungnya, antara lain:
1. Ibu mengandung dengan penuh susah payah, dan melahirkan dengan mempertaruhkan nyawanya;
2. Ibu menyusui selama dua tahun dengan penuh kasih sayang dan terjaga malam hari karena memenuhi kebutuhan anaknya;
3.  Ibu  dan ayah memelihara kita sehingga kita siap untuk hidup mandiri;
4.  Ayah  dan ibu bekerja keras untuk memenuhi keperluan keluarga;
5.  Ayah  dan ibu memberi bekal pendidikan;
6. Ayah dan ibu memberikan kasih sayang dengan ikhlas tanpa meminta balasan.
Begitu besar jasa orang tua sehingga kita sebagai anak wajib hukumnya berbuat baik kepada keduanya. Allah Swt. memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada keduanya, sebagaimana firman-Nya:
“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah  selain  Allah,  dan  berbuatbaiklah kepada kedua orang  tua, kerabat,  anak-anak  yatim,  dan  orangorang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik  kepada  manusia,  laksanakanlahsalat  dan  tunaikanlah  zakat.”  Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali  sebagian  kecil  dari  kamu,  dan kamu  (masih  menjadi)  pembangkang.” (Q.S.  al-Baqarah/2: 83).
    Terkait  dengan  ini,  Imam  Abu  Daud  dan Baihaqi  meriwayatkan  sebuah hadis dari Abdullah bin Amru  sebagai berikut.
“Dari Abullah  bin  Umar  berkata.  Seseorang  datang  kepada  Rasulullah  saw.  dan berkata, “Aku akan berbaiat kepadamu untuk berhijrah, dan aku tinggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis.” Rasulullah saw. bersabda, “Kembalilah kepada  kedua  orang  tuamu  dan  buatlah  keduanya  tertawa  sebagaimana  engkau telah membuat  keduanya menangis.” (H.R. Baihaqi).
Hadis di  atas  menegaskan  kepada  kita  agar  tidak  sekali-kali  mengecewakan kedua orang tua kita.Perilaku menghormati kedua orang tua dapat diwujudkan dengan cara berikut ini.
1.  Ketika orang tua masih hidup:
a.  Memperlakukan keduanya dengan sopan  dan hormat;
b.  Membantu pekerjaanya;
c.  Mengikuti nasihatnya (apabila nasihat itu baik);
d.  Membahagiakan keduanya.
2.  Ketika orang tua sudah  meninggal;
a.  Jika  keduanya  muslim,  kamu  dapat  mendoakan  mereka  setiap  saat agar mendapat ampunan Allah  Swt;Doa  yang diajarkan Rasulullah saw.  demikian:
“Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku dan rahmatilah mereka sebagaimana  keduanya telah memeliharaku pada  waktu kecil.”
b.  Melaksanakan wasiatnya;
c. Menyambung  dan  melanjutkan  silaturahmi  yang  dahulu  sudah  dilakukan oleh kedua orang tua;
d.  Menjaga nama baik mereka.
C.   Mari Menghormati Guru
Kita  harus  berbuat  baik  atau  berbakti  kepada  kedua  orang  tua.  Kita  juga diperintahkan  untuk  berbuat  baik  atau  berbakti  kepada  guru.  Gurulah  yang  telah mendidik  dan  mengajarkan  ilmu  kepada  kita.  Sebagai  pendidik,  guru  membentuk kita menjadi manusia yang beriman, mengerti baik dan buruk, berbudi pekerti luhur, dan menjadi orang yang bertanggung jawab, baik kepadadiri sendiri, masyarakat, bangsa, maupun negara.Gurulah yang menjadikan kita orang yang pandai dan memahami ilmu pengetahuan.  Dengan  demikian,  kita  akan  memperoleh  kedudukan  yang  tinggi  dihadapan Allah Swt.,  sebagaimana firman-Nya.
”...Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orangorang  yang berilmu pengetahuan beberapa derajat...” (Q.S.  al-Mujadalah/58:11).
Cara berbakti kepada guru, antara lain dengan bersikap:
1.  Mengucapkan  salam  apabila bertemu;
2.  Memperhatikan  apabila  diajak bicara di dalam dan di luar kelas
3.  Rendah hati, sopan,  dan menghargai;
4.  Melaksanakan nasihatnya;
5.  Melaksanakan tugas belajar dengan ikhlas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar