Menu

Minggu, 25 Desember 2016

AL-KHULAFAU AR-RASYIDUN PENERUS PERJUANGAN NABI MUHAMMAD SAW



A.   Abu Bakar as-Siddiq Bijaksana dan Tegas
Abu  Bakar As-Sidiq lahir  pada  tahun 573  M  dari  sebuah  keluarga  terhormat  di Mekah dua tahun satu bulan setelah kelahiran Nabi Muhammad saw. Nama aslinya adalah Abdullah ibn Abu Kuhafah. Ia mendapat gelar as-Siddiq setelah masuk Islam.
Abu Bakar  diberi  gelar  oleh  Rasulullah saw. “as-Siddiq”, artinya yang benar. Mengapa beliau mendapat gelar seperti ini? Ketika itu, Rasulullah saw. melakukan Isra’ Mi’raj, yaitu melakukan perjalanan malam dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa di Palestina dan naik ke langit sampai ke Sidratul Muntaha dalam waktu sepertiga malam. Pada peristiwa itu Rasulullah saw. diberi tugas oleh Allah berupa shalatlima  kali  sehari  semalam.  Ketika  berita  ini  disampaikan  kepada  orang-orang kafir Mekah, serentak orang-orang kafir Mekah tidak mempercayainya, bahkan mereka menganggap bahwa Nabi Muhammad saw. melakukan kebohongan. Akan tetapi, Abu Bakar langsung membenarkan apa yang dikatakan oleh Nabi tersebut.
Abu Bakar as-Siddiq termasuk as-Sabiqun al-awaalun, yaitu orang-orang yang pertama masuk Islam. Ketika ia masuk Islam, seluruh harta dan jiwanya dikorbankan untuk membela agama Islam yang pada saat itu masih belum berkembang.  Dengan  kegigihan  dan  keuletannya,   beliau  setia  mendampingi
Nabi Muhammad saw.  untuk selalu berdakwah mengajarkan ajaran Islam.
Abu  Bakar  as-Siddiq  selalu  dicaci-maki  oleh  musuh-musuhnya  gara-gara mengikuti  agama  Islam.  Akan  tetapi,  Abu  Bakar  tetap  saja  setia  bahkan  sampai pada  saat  Rasulullah  saw.  mau  hijrah,  ia  tetap  setia  mendampinginya,  meskipun rintangan yang dihadapinya sangat berat.
Abu Bakar as-Siddiq sudah  memberi contoh yang baik. Ia selalu mengorbankan jiwa dan raganya hanya untuk kejayaan Islam. Ia juga patuh pada ajaran agamanya. Kita yang sudah  mengenal Islam sejak kecil, sejak sekolah taman  kanak-kanak,  sudah  diajari  tentang  £alat,  tentang  berbuat  baik,  tentu sekarang  tinggal  mengamalkannya  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Kita  harus  yakin jika  kita  dan  orang  lain  berbuat  baik,  niscaya  dunia  ini  akan  aman  dan  tenteram, tidak akan ada lagi peperangan dan permusuhan.
Pada masa Abu Bakar as-Siddiq menjadi Khalifah, program yang terkenal adalah:
1.  Memerangi orang-orang yang keluar dari Islam (murtad),
2.  Memerangi orang-orang yang enggan membayar zakat,
3.  Memerangi orang-orang yang mengaku nabi (nabi palsu).
B.   Umar bin Khattab Tegas dan Pemberani
Umar bin Khathab bin Nufail bin Abdul Uzza  atau  lebih  dikenal  dengan  Umar bin Khathab adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad saw. yang juga adalah Khalifah kedua setelah Abu Bakar Siddiq.
Umar dilahirkan di kota Mekah dari suku Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy, suku  terbesar  di  kota  Mekah  saat  itu. Ayahnya bernama Khathab bin Nufail Al-Shimh Al-Quraisy dan ibunya Hantamah binti  Hasyim.  Umar  memiliki  julukan yang diberikan oleh Nabi, yaitu al-Faruk yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.
Umar bin Khathab adalah orang yang sangat berani sehingga ia dijuluki singa padang  pasir.  Sebelum  masuk  Islam,  ia  sangat  ditakuti  oleh  orang-orang  Islam karena  kebengisannya.  Begitu  juga  ketika  sudah  masuk  Islam,  ia  sangat  ditakuti oleh musuhnya, yaitu orang-orang kafir.
Meskipun keras kepala, tetapi hati beliau lembut. Ia keras terhadap orang-orang yang  mengingkari  ajaran  Islam  atau  orang-orang  kafir, tetapi  ia sangat  lembut terhadap orang-orang yang baik.
Ketika menjadi pemimpin, ia selalu mendahulukan kepentingan orang banyak. Ia  tidak  pernah  mendahulukan  kepentingan  sendiri.  Prinsipnya,  lebih  baik  tidak makan  dan  tidur  di  lantai  dari  pada  makan  enak  dan  tidur  di  istana  sementara rakyatnya menderita. Pada  suatu  malam,  hartawan  Abdurrahman  bin  Auf  dipanggil  oleh  Khalifah Umar  bin  Khathab  untuk  diajak  pergi  ke  pinggir  kota  Madinah.  “Malam  ini  akan ada serombongan kafilah yang hendak bemalam di pinggir kota, dalam perjalanan pulang,” kata Khalifah Umar kepada Abdurrahman bin Auf.
“Lalu maksud Anda  bagaimana?’’ tanya Abdurrahman.
“Oleh  karena  kafilah  itu  membawa  barang  dagangan  yang  banyak,  maka  kita ikut bertanggung jawab atas keselamatan barang dari gangguan tangan-tangan usil. Jadi, nanti malam kita bersama-sama harus  mengawal mereka,’’ sahut Khalifah.
Ajakan itu disambut gembira oleh Abdurrahman. Bahkan, dia sudah mempersiapkan  jiwa-raganya  untuk  berjaga  semalam  suntuk.  Namun,  apa  yang terjadi di sana? Ternyata lain dengan yang diduganya semula.
Ketika  malam  telah  mulai  sepi,  Khalifah  Umar  bin  Khathab  berkata  padanya, ”Abdurrahman… kau boleh tidur! Biarlah saya saja yang berjaga-jaga. Nanti kalau ada apa-apa kau saya bangunkan”.
Suatu malam, Auza’iy pernah memergoki Khalifah Umar masuk ke rumah seseorang. Ketika keesokan harinya dia datang ke rumah itu, ternyata penghuninya seorang janda tua yang buta dan sedang menderita sakit. Janda itu mengatakan bahwa tiap malam ada orang yang datang ke rumahnya untuk mengirim makanan dan obat-obatan. Siapa nama orang itu, janda tua itu sama sekali tidak tahu. Padahal orang yang tiap malam datang ke rumahnya adalah Khalifah yang mereka kagumi.
Suatu malam, Khalifah Umar berjalan-jalan di pinggir kota. Tiba-tiba, didengarnya rintihan seorang wanita dari dalam sebuah kemah yang kumal. Ternyata yang merintih itu seorang wanita yang akan melahirkan. Di sampingnya, suaminya kebingungan. Pulanglah Khalifah ke rumahnya untuk membawa istrinya, Ummu Kulsum, untuk menolong wanita yang akan melahirkan itu.Wanita yang ditolongnya itu pun tidak tahu bahwa orang yang menolongnya adalah Khalifah Umar, Amirul Mu’mininyang mereka cintai.
C.   Usman bin Affan Baik Hati dan Dermawan
‘Usman bin ‘Affanadalah sahabat Nabi yang termasuk al-Khulafa’u ar-Rasyidun yang  ke-3  setelah  Umar  bin Khathab. Ia dikenal sebagai pedagang kaya raya dan pebisnis yang handal namun sangat dermawan. Banyak  bantuan ekonom  yang  diberikan  olehnya  kepada umat  Islam  di  awal  dakwah   Islam.  Ia mendapat  julukan zunnµrain yang  berarti “pemilik dua cahaya.” Julukan ini didapat karena ‘Usmaan telah menikahi putri kedua dan  ketiga  Rasullah, yaitu Ruqayah  dan Ummu Kulsum.
‘Usman bin ‘Affan tidak segan-segan mengeluarkan kekayaannya  untuk   kepentingan agama dan masyarakat umum. Ia membeli sumur yang jernih airnya dari seorang Yahudi seharga 200.000 dirham yang setara dengan dua setengah kilogram emas pada waktu itu. Sumur itu ia wakafkan untuk kepentingan rakyat umum. ‘Usman juga memberi bantuan untuk memperluas Masjid  Madinah  dan  membeli  tanah  di  sekitarnya.  Ia  mendermakan  1.000  ekor unta  dan  70  ekor  kuda,  ditambah  1.000  dirham  sumbangan  pribadi  untuk  Perang Tabuk  yang nilainya sama dengan sepertiga biaya ekspedisi tersebut. Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Usman juga pernah memberikan gandum yang diangkut dengan 1.000 unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di musim kering.
D.   Ali bin Abi Thalib Cerdas dan Sabar
Ali  bin  Abi  Thalib mempunyai  nama  asli Haydar (singa) bin Abu Thalib. beliau adalah seorang pemeluk Islam pertama dan juga keluarga Nabi  Muhammad  saw.  Ali  adalah sepupu  Nabi Muhammad saw. dan menantunya setelah menikah dengan Fatimah.
Ali dilahirkan dari pasangan Fatimah binti Asad dan Abu Thalib. Kelahiran Ali banyak memberi hiburan bagi Nabi Muhammad saw. karena beliau tidak punya anak laki-laki. Nabi Muhammad saw. bersama istrinya, Khadijah, mengasuh  Ali  dan  mengangkatnya  sebagai anak. Hal ini sekaligus untuk   membalas jasa  Abu  Thalib  yang  telah  mengasuh  Nabi sejak beliau kecil hingga dewasa. Dengan demikian sejak kecil Ali sudah bersama dengan Nabi Muhammad saw.
Pada usia remaja setelah wahyu turun, Ali banyak belajar langsung dari Rasulullah. Beliau  selalu  dekat  Nabi  karena  menjadi  anak  angkatnya  dan  berlanjut  menjadi menantunya.  Didikan  langsung  Nabi  kepada  Ali  dalam  semua  aspek  ilmu  Islam menggemblengnya menjadi seorang pemuda yang sangat cerdas, berani, dan sabar.
Setelah hijrah dan tinggal di Madinah, Ali dinikahkan Nabi dengan putri kesayangannya,  Fatimah.  Nabi  menimbang  Ali  yang  paling  tepat  dalam  banyak hal, seperti nasab keluarga yang serumpun (Bani Hasyim) yang paling dulu mempercayai kenabian Muhammad (setelah Khadijah).
Ali bin Abi Thalib adalah salah seorang ilmuwan yang sangat cerdas. Rasulullah mengatakan “Anaa madiinatul ‘ilm wa ‘aliyu babuha”(Saya adalah kota ilmu dan Ali adalah pintu gerbangnya).Sebagaimana Khalifah Umar bin Khatab, Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah terakhir juga  memiliki  sifat  yang  sama,  cerdas  dan  tegas.  Proses  pergantian  Khalifah  dari ‘Usman bin ‘Affan ke Ali bin Abi Thalib mengalami hambatan. Ada kelompok yang setuju dan  yang  menentang.  Dalam  situasi  genting  seperti  ini,  Ali  bin  Abi  Thalib tampil  dengan tegas sehingga dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan

yang timbul. Inilah kepiawaian Khalifah Ali bin Abi  Thalib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar