Menu

Senin, 26 Desember 2016

Profil Blogger



Nama : Masni
Lahir : November, 1996
Jenis kelamin : Perempuan
Golongan darah : A
Alamat : Pekalongan
Status : Mahasiswa di IAIN Pekalongan
Jurusan : Tarbiyah
Prodi : Pendidikan Agama Islam

Tentang PAI dan Budi Pekerti

Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti merupakan pendidikan yang secara mendasar menumbuhkembangkan akhlak peserta didik melalui pembiasaan dan pengamalan ajaran Islam secara menyeluruh (kaffah).
PAI dan Budi Pekerti berlandaskan pada aqidah Islam yang berisi tentang keesaan Allah Swt. sebagai sumber utama nilai-nilai kehidupan bagi manusia dan alam semesta. Sumber lainnya adalah akhlak yang merupakan manifestasi dari aqidah, yang sekaligus merupakan landasan pengembangan nilai-nilai karakter bangsa Indonesia. Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan pendidikan yang ditujukan untuk dapat menserasikan, menselaraskan dan menyeimbangkan antara iman, Islam, dan ihsan yang diwujudkan dalam :
a.     Membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. serta berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur (Hubungan manusia dengan Allah Swt.)
b.        Menghargai, menghormati dan mengembangkan potensi diri yang berlandaskan pada nilai-nilai keimanan dan ketakwaan (Hubungan manusia dengan diri sendiri).
c. Menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antar umat beragama serta menumbuhkembangkan akhlak mulia dan budi pekerti luhur (Hubungan manusia dengan sesama).
d.     Penyesuaian mental keislaman terhadap lingkungan fisik dan social (Hubungan manusia dengan lingkungan alam).
Berdasarkan pada prinsip di atas, PAI dan Budi Pekerti dikembangkan dengan memperhatikan nilai-nilai Islam rahmatan lilalamin yang mengedepankan prinsip-prinsip Islam yang humanis, toleran, demokratis, dan multikultural.
Islam yang humanis berarti memandang kesatuan manusia sebagai mahluk ciptaan Allah, memiliki asal-usul yang sama, menghidupkan rasa perikemanusiaan,  dan mencita-citakan pergaulan hidup yang lebih baik.Nilai-nilai Islam humanis yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari bagi peserta didik SMP/MTs di antaranya adalah: rendah hati, hidup sederhana, beramal salih, jujur, dan menepati janji.
Islam yang toleran mengandung arti bersikap menghargai pendapat, pandangan, kepercayaan, atau kebiasaan yang berbeda dengan pendirian seseorang, juga tidak memaksa, tetap berlaku baik, lemah lembut, dan saling memaafkan.Nilai-nilai Islam toleran yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari bagi peserta didik SMP/MTs di antaranya adalah: rendah hati, berbaik sangka.
Demokratis berarti yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi sesama dengan mengutamakankebebasan berekspresi, berkumpul, dan mengemukakan pendapat sesuai dengan norma dan hukum yang berlaku.Nilai-nilai Islam demokratis yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari bagi peserta didik SMP/MTs di antaranya adalah:berbaik sangka, jujur.

Multikultural berarti bersikap mengakui, akomodatif, dan menghormati perbedaan dan keragamaan budaya, untuk mencari dan memudahkan hubungan sosial, serta gotong royong demi mencapai kebaikan bersama.Nilai-nilai multikultural dalam Islam yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari bagi peserta didik SMP/MTs di antaranya adalah: berbaik sangka dan gemar menolong.

Minggu, 25 Desember 2016

HIDUP JADI LEBIH DAMAI DENGAN IKHLAS, SABAR, DAN PEMAAF

AL-KHULAFAU AR-RASYIDUN PENERUS PERJUANGAN NABI MUHAMMAD SAW



A.   Abu Bakar as-Siddiq Bijaksana dan Tegas
Abu  Bakar As-Sidiq lahir  pada  tahun 573  M  dari  sebuah  keluarga  terhormat  di Mekah dua tahun satu bulan setelah kelahiran Nabi Muhammad saw. Nama aslinya adalah Abdullah ibn Abu Kuhafah. Ia mendapat gelar as-Siddiq setelah masuk Islam.
Abu Bakar  diberi  gelar  oleh  Rasulullah saw. “as-Siddiq”, artinya yang benar. Mengapa beliau mendapat gelar seperti ini? Ketika itu, Rasulullah saw. melakukan Isra’ Mi’raj, yaitu melakukan perjalanan malam dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa di Palestina dan naik ke langit sampai ke Sidratul Muntaha dalam waktu sepertiga malam. Pada peristiwa itu Rasulullah saw. diberi tugas oleh Allah berupa shalatlima  kali  sehari  semalam.  Ketika  berita  ini  disampaikan  kepada  orang-orang kafir Mekah, serentak orang-orang kafir Mekah tidak mempercayainya, bahkan mereka menganggap bahwa Nabi Muhammad saw. melakukan kebohongan. Akan tetapi, Abu Bakar langsung membenarkan apa yang dikatakan oleh Nabi tersebut.
Abu Bakar as-Siddiq termasuk as-Sabiqun al-awaalun, yaitu orang-orang yang pertama masuk Islam. Ketika ia masuk Islam, seluruh harta dan jiwanya dikorbankan untuk membela agama Islam yang pada saat itu masih belum berkembang.  Dengan  kegigihan  dan  keuletannya,   beliau  setia  mendampingi
Nabi Muhammad saw.  untuk selalu berdakwah mengajarkan ajaran Islam.
Abu  Bakar  as-Siddiq  selalu  dicaci-maki  oleh  musuh-musuhnya  gara-gara mengikuti  agama  Islam.  Akan  tetapi,  Abu  Bakar  tetap  saja  setia  bahkan  sampai pada  saat  Rasulullah  saw.  mau  hijrah,  ia  tetap  setia  mendampinginya,  meskipun rintangan yang dihadapinya sangat berat.
Abu Bakar as-Siddiq sudah  memberi contoh yang baik. Ia selalu mengorbankan jiwa dan raganya hanya untuk kejayaan Islam. Ia juga patuh pada ajaran agamanya. Kita yang sudah  mengenal Islam sejak kecil, sejak sekolah taman  kanak-kanak,  sudah  diajari  tentang  £alat,  tentang  berbuat  baik,  tentu sekarang  tinggal  mengamalkannya  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Kita  harus  yakin jika  kita  dan  orang  lain  berbuat  baik,  niscaya  dunia  ini  akan  aman  dan  tenteram, tidak akan ada lagi peperangan dan permusuhan.
Pada masa Abu Bakar as-Siddiq menjadi Khalifah, program yang terkenal adalah:
1.  Memerangi orang-orang yang keluar dari Islam (murtad),
2.  Memerangi orang-orang yang enggan membayar zakat,
3.  Memerangi orang-orang yang mengaku nabi (nabi palsu).
B.   Umar bin Khattab Tegas dan Pemberani
Umar bin Khathab bin Nufail bin Abdul Uzza  atau  lebih  dikenal  dengan  Umar bin Khathab adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad saw. yang juga adalah Khalifah kedua setelah Abu Bakar Siddiq.
Umar dilahirkan di kota Mekah dari suku Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy, suku  terbesar  di  kota  Mekah  saat  itu. Ayahnya bernama Khathab bin Nufail Al-Shimh Al-Quraisy dan ibunya Hantamah binti  Hasyim.  Umar  memiliki  julukan yang diberikan oleh Nabi, yaitu al-Faruk yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.
Umar bin Khathab adalah orang yang sangat berani sehingga ia dijuluki singa padang  pasir.  Sebelum  masuk  Islam,  ia  sangat  ditakuti  oleh  orang-orang  Islam karena  kebengisannya.  Begitu  juga  ketika  sudah  masuk  Islam,  ia  sangat  ditakuti oleh musuhnya, yaitu orang-orang kafir.
Meskipun keras kepala, tetapi hati beliau lembut. Ia keras terhadap orang-orang yang  mengingkari  ajaran  Islam  atau  orang-orang  kafir, tetapi  ia sangat  lembut terhadap orang-orang yang baik.
Ketika menjadi pemimpin, ia selalu mendahulukan kepentingan orang banyak. Ia  tidak  pernah  mendahulukan  kepentingan  sendiri.  Prinsipnya,  lebih  baik  tidak makan  dan  tidur  di  lantai  dari  pada  makan  enak  dan  tidur  di  istana  sementara rakyatnya menderita. Pada  suatu  malam,  hartawan  Abdurrahman  bin  Auf  dipanggil  oleh  Khalifah Umar  bin  Khathab  untuk  diajak  pergi  ke  pinggir  kota  Madinah.  “Malam  ini  akan ada serombongan kafilah yang hendak bemalam di pinggir kota, dalam perjalanan pulang,” kata Khalifah Umar kepada Abdurrahman bin Auf.
“Lalu maksud Anda  bagaimana?’’ tanya Abdurrahman.
“Oleh  karena  kafilah  itu  membawa  barang  dagangan  yang  banyak,  maka  kita ikut bertanggung jawab atas keselamatan barang dari gangguan tangan-tangan usil. Jadi, nanti malam kita bersama-sama harus  mengawal mereka,’’ sahut Khalifah.
Ajakan itu disambut gembira oleh Abdurrahman. Bahkan, dia sudah mempersiapkan  jiwa-raganya  untuk  berjaga  semalam  suntuk.  Namun,  apa  yang terjadi di sana? Ternyata lain dengan yang diduganya semula.
Ketika  malam  telah  mulai  sepi,  Khalifah  Umar  bin  Khathab  berkata  padanya, ”Abdurrahman… kau boleh tidur! Biarlah saya saja yang berjaga-jaga. Nanti kalau ada apa-apa kau saya bangunkan”.
Suatu malam, Auza’iy pernah memergoki Khalifah Umar masuk ke rumah seseorang. Ketika keesokan harinya dia datang ke rumah itu, ternyata penghuninya seorang janda tua yang buta dan sedang menderita sakit. Janda itu mengatakan bahwa tiap malam ada orang yang datang ke rumahnya untuk mengirim makanan dan obat-obatan. Siapa nama orang itu, janda tua itu sama sekali tidak tahu. Padahal orang yang tiap malam datang ke rumahnya adalah Khalifah yang mereka kagumi.
Suatu malam, Khalifah Umar berjalan-jalan di pinggir kota. Tiba-tiba, didengarnya rintihan seorang wanita dari dalam sebuah kemah yang kumal. Ternyata yang merintih itu seorang wanita yang akan melahirkan. Di sampingnya, suaminya kebingungan. Pulanglah Khalifah ke rumahnya untuk membawa istrinya, Ummu Kulsum, untuk menolong wanita yang akan melahirkan itu.Wanita yang ditolongnya itu pun tidak tahu bahwa orang yang menolongnya adalah Khalifah Umar, Amirul Mu’mininyang mereka cintai.
C.   Usman bin Affan Baik Hati dan Dermawan
‘Usman bin ‘Affanadalah sahabat Nabi yang termasuk al-Khulafa’u ar-Rasyidun yang  ke-3  setelah  Umar  bin Khathab. Ia dikenal sebagai pedagang kaya raya dan pebisnis yang handal namun sangat dermawan. Banyak  bantuan ekonom  yang  diberikan  olehnya  kepada umat  Islam  di  awal  dakwah   Islam.  Ia mendapat  julukan zunnµrain yang  berarti “pemilik dua cahaya.” Julukan ini didapat karena ‘Usmaan telah menikahi putri kedua dan  ketiga  Rasullah, yaitu Ruqayah  dan Ummu Kulsum.
‘Usman bin ‘Affan tidak segan-segan mengeluarkan kekayaannya  untuk   kepentingan agama dan masyarakat umum. Ia membeli sumur yang jernih airnya dari seorang Yahudi seharga 200.000 dirham yang setara dengan dua setengah kilogram emas pada waktu itu. Sumur itu ia wakafkan untuk kepentingan rakyat umum. ‘Usman juga memberi bantuan untuk memperluas Masjid  Madinah  dan  membeli  tanah  di  sekitarnya.  Ia  mendermakan  1.000  ekor unta  dan  70  ekor  kuda,  ditambah  1.000  dirham  sumbangan  pribadi  untuk  Perang Tabuk  yang nilainya sama dengan sepertiga biaya ekspedisi tersebut. Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Usman juga pernah memberikan gandum yang diangkut dengan 1.000 unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di musim kering.
D.   Ali bin Abi Thalib Cerdas dan Sabar
Ali  bin  Abi  Thalib mempunyai  nama  asli Haydar (singa) bin Abu Thalib. beliau adalah seorang pemeluk Islam pertama dan juga keluarga Nabi  Muhammad  saw.  Ali  adalah sepupu  Nabi Muhammad saw. dan menantunya setelah menikah dengan Fatimah.
Ali dilahirkan dari pasangan Fatimah binti Asad dan Abu Thalib. Kelahiran Ali banyak memberi hiburan bagi Nabi Muhammad saw. karena beliau tidak punya anak laki-laki. Nabi Muhammad saw. bersama istrinya, Khadijah, mengasuh  Ali  dan  mengangkatnya  sebagai anak. Hal ini sekaligus untuk   membalas jasa  Abu  Thalib  yang  telah  mengasuh  Nabi sejak beliau kecil hingga dewasa. Dengan demikian sejak kecil Ali sudah bersama dengan Nabi Muhammad saw.
Pada usia remaja setelah wahyu turun, Ali banyak belajar langsung dari Rasulullah. Beliau  selalu  dekat  Nabi  karena  menjadi  anak  angkatnya  dan  berlanjut  menjadi menantunya.  Didikan  langsung  Nabi  kepada  Ali  dalam  semua  aspek  ilmu  Islam menggemblengnya menjadi seorang pemuda yang sangat cerdas, berani, dan sabar.
Setelah hijrah dan tinggal di Madinah, Ali dinikahkan Nabi dengan putri kesayangannya,  Fatimah.  Nabi  menimbang  Ali  yang  paling  tepat  dalam  banyak hal, seperti nasab keluarga yang serumpun (Bani Hasyim) yang paling dulu mempercayai kenabian Muhammad (setelah Khadijah).
Ali bin Abi Thalib adalah salah seorang ilmuwan yang sangat cerdas. Rasulullah mengatakan “Anaa madiinatul ‘ilm wa ‘aliyu babuha”(Saya adalah kota ilmu dan Ali adalah pintu gerbangnya).Sebagaimana Khalifah Umar bin Khatab, Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah terakhir juga  memiliki  sifat  yang  sama,  cerdas  dan  tegas.  Proses  pergantian  Khalifah  dari ‘Usman bin ‘Affan ke Ali bin Abi Thalib mengalami hambatan. Ada kelompok yang setuju dan  yang  menentang.  Dalam  situasi  genting  seperti  ini,  Ali  bin  Abi  Thalib tampil  dengan tegas sehingga dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan

yang timbul. Inilah kepiawaian Khalifah Ali bin Abi  Thalib.

HIJRAH KE MADINAH SEBUAH KISAH YANG MEMBANGGAKAN



A.   Sebab-Sebab Rasulullah Hijrah
Setelah  Nabi  Muhammad  saw.  berdakwah  secara  terang-terangan,  hantaman dan  siksaan  dari  kafir  Quraisy  mulai  meningkat.  Berbagai  cara  dilakukan  kafir Quraisy  agar Nabi Muhammad saw. tidak meneruskan dakwahnya.
Bertahun-tahun  Nabi  Muhammad  saw.  menyerukan  Islam  di  Mekah,  tetapi hasilnya hanya sedikit yang mengikuti ajaran-Nya. Pada saat Nabi Muhammad saw. membutuhkan dorongan dan motivasi dari orang-orang terdekatnya, justru isterinya, Siti  Khadijah  dan  pamannya,  Abu  Thalib,  berpulang  ke  rahmatullah  dalam  waktu yang  hampir  bersamaan.  Kehilangan  kedua  orang  tersebut  merupakan  masalah serius bagi Nabi Muhammad saw. dalam menjalankan dakwah Islamiyah di Mekah. Peristiwa sangat menyedihkan ini kemudiaan disebut tahun duka cita (amul huzni).
Di  tengah  kesedihannya,  Nabi Muhammad  saw.  mengalami peristiwa  luar  biasa,  yaitu Isra’ Mi’raj.  Peristiwa  itu  terjadi setahun  sebelum  Hijrah  ke Madinah,  tepatnya  27  Rajab 621  M.  Pada  peristiwa  itu  AllahSwt.  memperlihatkan  tanda-tanda keagungan  dan  kekuasaan-Nya sebagai  penghibur  bagi  Nabi Muhammad  saw.  yang  sedang dirundung kesedihan. Peristiwa ini memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada Nabi Muhammad saw. Pada peristiwa tersebut, Nabi Muhammad saw. menerima perintah shalat 5  waktu dalam sehari semalam.
Setelah Isra’  Mi’raj Nabi  Muhammad  saw.  meneruskan  dakwahnya  dan mengabarkan peristiwa yang dialaminya. Kabar itu membuat kafir Quraisymenganggap Nabi Muhammad  saw. telah  melakukan  pembohongan. Usaha-usaha  pembunuhan terhadap Nabi Muhammad saw. dan pengikutnya terus digalakkan.Setelah  Allah  Swt.  menyuruhnya  untuk  hijrah,  maka  Nabi Muhammad  saw. pun  melaksanakan Hijrah ke Madinah.
B.   Berita Gembira dari Kota Yasrib
Awalnya, pada tahun 620 M Nabi Muhammad saw. bertemu 6 orang Yasrib dari  Kabilah  Khazraj  yang  berziarah  ke  Mekah.  Dalam  pertemuan  tersebut,  Nabi Muhammad saw. mengajak mereka untuk masuk Islam. Mereka menyambut dengan baik ajakan itu dan menyatakan masuk Islam. Mereka pula yang memberitahukan tentang Islam kepada masyarakat Yasrib  lainnya.
Pada  tahun  621  M,  seorang  muslim  Yasrib  beserta  6  orang  teman  yang  lain sebagai  utusan  Kabilah  Khazraj  dan  Aus  mendatangi  Nabi  Muhammad  saw. Keenam  orang  tersebut  masuk  Islam  dan  melakukan  perjanjian  di  tempat  yang bernama  Aqabah.  Isi  perjanjiannya:  “Kami  tidak  akan  mempersekutukan  AllahSwt. dengan sesuatu yang lain. Kami tidak akan mencuri, berzina, dan membunuh anak-anak.  Kami  tidak  akan  saling  memfitnah  dan  kami  tidak  akan  mendurhakai Nabi Muhammad saw.
Selanjutnya,  pada  622  M,  orang-orang  Yasrib  datang  lagi  dengan  maksud mengadakan  perjanjian  Aqabah  2  sekaligus  mengundang  Nabi Muhammad  saw. untuk berhijrah ke Yasrib. Perjanjian Aqabah 2, diikuti 75 orang Yasrib dan Nabi Muhammad saw. yang didampingi pamannya, Hamzah. Isi perjanjian sama dengan yang sebelumnya, tetapi jumlah peserta yang memeluk agama Islam semakin banyak. Dalam dua kali perjanjian yang terjadi, Nabi Muhammad saw. mendapatkan pesan bahwa Islam telah siap berkembang pesat di Yasrib. Kenyataan ini membuat Nabi Muhammad saw. memerintahkan para pengikutnya untuk hijrah ke Yasrib dengan sembunyi-sembunyi. Sementara Nabi Muhammad saw. bertahan di Mekah bersama Abu Bakar dan Ali bin Abi  Thalib.
Rencana  hijrah  Nabi  Muhammadsaw. didengar oleh kafir Quraisy. Kaum Quraisy  pun  akhirnya  merencanakan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad saw.Kafir Quraisy khawatir Islam akan berkembang di Yasrib. Mereka menyuruh para  pemuda  untuk  mengepung  rumah Nabi Muhammad saw. karena khawatir akan  lari.  Pada  malam  itu  pula.  Nabi Muhammad  saw.  membisikkan  kepada Ali bin Abi Thalib supaya memakai selimut beliau dan berbaring di tempat tidurnya. Atas izin Allah Nabi Muhammad saw. berhasil keluar dari rumahnya dengan selamat.
Tidak  lama  setelah  Nabi  Muhammad  saw.  meninggalkan  rumahnya, para  pemuda  terbangun  dan  masuk  ke  rumah  beliau  dengan  penuh  nafsu untuk  membunuh.  Akan  tetapi,  mereka  hanya  mendapatkan  Ali  bin  Abi Thalib  yang  sedang  tidur.  Mereka  kecewa  dan  tidak  percaya  dengan  segala hal  yang  terjadi.  Hal  ini  terjadi  hanya  karena  pertolongan  Allah  Swt.
C.   Perjalanan Hijrah Rasulullah Saw.
Menjelang larut malam, Nabi Muhammad saw. menuju ke rumah Abu Bakar dan mengajaknya hijrah. Kedua orang itu kemudian keluar dari jendela pintu belakang dan terus bertolak ke arah selatan menuju Gua tsur. Jalan yang ditempuh oleh mereka adalah jalan yang tidak mungkin dilewati manusia. Hal ini dilakukan supaya para pemuda Quraisy yang mengejar tidak menyangka mereka melalui jalan itu.
Dalam perjalanannya, mereka berdua sempat bersembunyi di Gua tsur selama tiga hari tiga malam. Tidak ada seorang pun yang mengetahui tempat persembunyian itu selain Abdullah bin Abu Bakar, kedua orang puterinya, Aisyah dan Asma, dan pembantu  mereka  ‘Amir  bin  Fuhaira.  Tugas  Abdullah  adalah  mencari  informasi tentang rencana kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad saw. Pada malam hari ia menyampaikan informasi tersebut kepada Nabi Muhammad saw. beserta ayahnya.
Pada hari ketiga, mereka berdua sudah mengetahui bahwa situasi sudah tenang, mereka  berangkat  dan  melanjutkan  perjalanan  dengan  perbekalan  yang  diberikan oleh  putrinya.  Supaya  aman  dalam  perjalanan,  Nabi  Muhammad  saw.  dan  Abu Bakar  mengambil  jalan  yang  tidak  pernah  dilalui  manusia.  Abdullah  bin  Uraiqit dari Banu Du’il diminta sebagai penunjuk jalan. Keduanya membawa NabiMuhammad saw. dan Abu Bakar dengan hati-hati sekali ke arah selatan kemudian menuju Tihama di dekat pantai Laut Merah.
Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar beserta penunjuk jalannya itu sepanjang malam dan siang berada di atas kendaraan. Tidak lagi mereka pedulikan kesulitan dan rasa lelah. Mereka hanya percaya bahwa Allah Swt.  akan menolong mereka.
Orang Quraisy mengadakan sayembara, siapa saja yang dapat membawa Nabi
Muhammad saw, hidup atau mati, hadiah besar dan jabatan tinggi menantinya. Hal ini menarik hati masyarakat pada waktu itu, termasuk Suraqa bin Malik yang sudah mengetahui perjalanan Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar. Tidak lama kemudian Suraqa bin Malik  mendatangi tempat  yang  dimaksud  dan  dia menemukan  Nabi  Muhammadsaw.  beserta  kedua  temannya yang sedang beristirahat di sebuah batu  besar  sambil  menyantap bekal yang diberikan oleh Asma, putri Abu Bakar.
Setiap kali Suraqa bin Malik mendekati  rombongan  Nabi Muhammad saw. kudanya selalu tersungkur.  Hal  itu  berulang sampai  empat  kali.  Suraqa  yang  percaya  kepada  dewa  berpikir  bahwa  itu  adalah pertanda buruk  sehingga dia mengurungkan niatnya dan kembali ke Mekah.
Selama  tujuh  hari  terus-menerus  mereka  berjalan.  Mereka  hanya  beristirahat di bawah panas membara musim kemarau dan berjalan lagi sepanjang malam mengarungi  lautan  padang  pasir.  Hanya  karena  adanya  ketenangan  hati  kepada Allah Swt.  membuat  hati  dan  perasaan  mereka  terasa  lebih  aman.  Mereka  selalu yakin bahwa Allah Swt.  akan selalu bersama mereka.
Di tengah perjalanan menuju Madinah, Rasulullah saw. singgah di Quba’, sebuah desa yang terletak dua mil di selatan Madinah. Di sana beliau membangun sebuah masjid.  Masjid  ini  menjadi  masjid  pertama  dalam  sejarah  Islam.  Beliau  singgah di  sana  selama  empat  hari  untuk  selanjutnya  meneruskan  perjalanan  ke  Madinah. Pada hari Jumat pagi, beliau berangkat dari Quba’ dan tiba di perkampungan Bani Salim bin Auf tepat pada waktu shalat Jumat. shalat-lah beliau di sana. Inilah shalatJumat pertama dalam Islam. Khotbahnya pun  merupakan khotbah yang petama.
Nabi  Muhammad  saw.  dan  Abu  Bakar  tiba  di  Madinah  pada  tanggal  12 Rabiul  Awal.  Kedatangan  beliau  telah  dinanti-nanti  masyarakat  Madinah.  Pada hari kedatangan Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar, masyarakat Madinah sudah menunggu di jalan yang akan dilalui Nabi Muhammad saw., lengkap dengan regu genderang.  Mereka  mengelu-elukan  Nabi Muhammad  saw. dan  genderang  pun gemuruh  diselingi  nyanyian  yang  sengaja  digubah  untuk  keperluan  penyambutan itu. “Bulan purnama telah muncul di tengah-tengah kita, dari celah-celah bebukitan. Wajiblah  kita  bersyukur  atas  ajakannya  kepada  Allah  Swt.  Wahai  orang  yang dibangkitkan untuk kami, kau datang membawa sesuatu yang wajib ditaati.” Itulah syair penyambutan Nabi Muhammad saw.  di Madinah.
D.   Dakwah Nabi Muhammad Saw. di Madinah
Setelah sampai di Madinah, Nabi Muhammad saw.  mulai membuat program
kerja dan melaksanakannya seperti yaitu membangun masjid, mempersaudarakan
antara Muhajirin dan Anshar,  dan membuat perjanjian dengan penduduk Madinah.
Langkah pertama, membangun masjid. Pembangunan masjid segera dimulai dan seluruh  umat  Islam  ikut  ambil  bagian  sehingga  berdiri  sebuah  masjid  berdinding bata, berkayu batang kurma, dan beratap daun kurma. Masjid  yang  dibangun  Rasulullah  saw.  bersama-sama  kaum  Muhajirin  dan Anshar tidak hanya berfungsi untuk shalat semata, akan tetapi untuk seluruh kegiatan Nabi di Madinah. Di antara fungsi masjid pada zaman Nabi adalah sebagai tempat mempersatukan umat, bermusyawarah tentang perkembangan Islam, mengkaji ilmu agama, bahkan sebagai pusat pemerintahan setelah Rasulullah dipilih s ebagai pemimpin di Madinah.
Seluruh  aktivitas  masyarakat Madinah  dipusatkan  di  masjid. Itulah fungsi masjid yang sebenarnya sudah dibangun oleh Rasulullah saw. Bagaimana dengan masjid sekarang ? Apakah  hanya  berfungsi  sebagai tempat shalat belaka ?  Kalian  harus bisa memfungsikan masjid di tempat tinggal  kalian,  termasuk  masjid sekolah  sebagaimana  fungsi  masjid pada zaman Nabi Muhammad saw.
Langkah  berikut  Nabi  Muhammad  saw.  adalah  mempersaudarakan  antara
orang-orang Muhajirin dengan Anshar. Muhajirin adalah  orang  yang  hijrah  dari
Mekah  ke  Madinah,  sedangkan Anshar adalah  orang  Madinah  yang  menyambut kedatangan  kaum Muhajirin.  Setiap  orang Anshar mengakui  orang Muhajirinsebagai saudaranya sendiri. Mereka mempersilakan saudaranya tinggal di rumah dan memanfaatkan segala fasilitas yang ada di rumah tersebut. Di antara para sahabat yang dipersaudarakan adalah:
No.
Muhajirin
Anshar
1.
Abu Bakar
Kharijah bin Zuhair
2.
Umar bin Khathab
Itban bin Malik
3.
Bilal bin Rabah
Abu  Ruwaihah
4.
Amir bin Abdillah
Sa’ad bin Muadz
5.
Abdul  Rahman bin Auf
Sa’ad bin Rabi’
6.
Zubair bin Awwam
Salamah bin Salamah
7.
Usman bin Affan
Aus  bin Tsabit
8.
Thalhah bin Ubaidillah
Ka’ab bin Malik
9.
Abu  Huzaifah bin Utbah
Ubbah bin Bisyr
10.
Ammar bin Yasir
Huzaifah bin Al  Yaman
Langkah  ini  mendapat  simpati  seluruh  lapisan  masyarakat  Madinah. Orang-orang  Muhajirin  merasa  nyaman  dan  tenteram,  meskipun  bukan  tinggal  di  rumah sendiri. Mereka melakukan kegiatan dan interaksi dengan penduduk Madinah dan saling menolong sehingga suasana Madinah menjadi indah dan menyenangkan.
Selanjutnya,  Nabi  Muhammad saw.  merumuskan  piagam  yang  berlaku  bagi seluruh  kaum  muslimin  dan  orang-orang  nonmuslim  di  Madinah,  yang  kemudian disebut “Piagam Madinah”. Adapun  isi piagam Madinah antara lain:
1.  Kaum Yahudi bersama kaum muslimin wajib turut serta dalam peperangan.
2.  Kaum Yahudi dari Bani Auf  diperlakukan sama kaum muslimin.
3.  Kaum  Yahudi  tetap  dengan  Agama  Yahudi  mereka,  dan  demikian  pula dengan kaum muslimin.
4.  Semua kaum Yahudi dari semua suku dan kabilah di Madinah diberlakukan sama dengan kaum Yahudi Bani Auf.
5.  Kaum Yahudi dan muslimin harus  saling tolong menolong dalam memerangi atau menhadapi musuh.
6. Kaum Yahudi dan muslimin harus senantiasa saling berbuat kebajikan dan saling mengingatkan ketika terjadi penganiayaan atau kedhaliman.
7.  Kota Madinah dipertahankan bersama dari serangan pihak luar.
8.  Semua penduduk Madinah dijamin keselamatanya kecuali bagi yang berbuat jahat.
Perlu  diketahui,  bahwa  di  Madinah  tidak  hanya  orang-orang  Islam  saja yang tinggal, tetapi di sana terdapat pula orang-orang nonmuslim. Agar terjadi hubungan yang harmonis, saling menghormati, toleransi, dan menjaga lingkungan di Madinah, maka harus ada kesepakatan bersama. Piagam inilah yang oleh Ibnu Hisyam disebut sebagai undang-undang dasar negara dan pemerintahan Islam yang pertama. Isinya mencakup, antara lain,  perikemanusiaan,  keadilan  sosial,  toleransi  beragama,  dan gotong royong.

Dengan program-program cerdas yang dilakukan Nabi Muhammad saw., Madinah menjadi daerah yang sangat maju baik peradaban maupun kebudayaannya sehingga terkenalah dengan sebutan al-Madinah al-Munawarah (kota yang bercahaya).

ISLAM MEMBERIKAN KEMUDAHAN MELALUI SHALAT JAMA’DAN QASHAR

MEMUPUK RASA PERSATUAN PADA HARI YANG KITA TUNGGU




A.   Apa ShalatJum’at itu?
Shalat Jumat  adalah shalat dua  rakaat  dengan  berjamaah  yang  dilaksanakan
sesudah  khotbah  Jumat  pada  waktu dzuhur  di  hari  Jumat.  Hukumnya  wajib  bagi laki-laki yang sudah  memenuhi syarat.
Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat di hari Jumat,  maka  bersegeralah  kamu  kepada  mengingat Allah dan tinggalkan  jual beli.” (Q.S.  al-Jumu’ah/62: 9)
ShalatJumat pada prinsipnya sama dengan shalat wajib yang dilaksanakan secara berjamaah shalatJumat adalah shalatwajib atau fardhu ‘ain yang dilaksanakan oleh setiap muslim laki-laki dalam setiap minggunya pada hari Jumat.
Shalat Jumat dilaksanakan secara berjamaah dan tidak boleh dilakukan sendiri-sendiri. Agar shalat Jumat dapat dilaksanakan sesuai dengan aturan-aturan  yang berlaku, maka kalian harus  mengetahui ketentuan-ketentuannya.
B.   Ketentuan ShalatJum’at
1.  Syarat Wajib Shalat Jumat
Shalat Jumat dilaksanakan dengan syarat-syarat sebagai berikut.
a.  Islam.
b.  Ballig (dewasa), anak-anak tidak diwajibkan.
c.  Berakal, orang gila tidak wajib.
d.  Laki-laki, perempuan tidak diwajibkan.
e.  Sehat, orang yang sedang sakit atau berhalangan tidak diwajibkan.
f.  Menetap (bermukim), orang yang sedang dalam perjalanan (musafir) tidak wajib.
2.  Syarat Sah Mendirikan Shalat Jumat
Shalat Jumat dianggap sah  apabila memenuhi  syarat sebagai berikut.
a.  Dilaksanakan  di  tempat  yang  telah dijadikan  tempat  bermukim  oleh penduduknya,  baik  di  perkotaan maupun  di  pedesaan.  Oleh  karena itu, tidak sah mendirikan shalat Jumat di  ladang-ladang  yang  penduduknya hanya singgah di sana untuk sementara waktu saja.
b.  Dilaksanakan secara berjamaah. Tidak sah  hukumnya  apabila shalat Jumat dilaksanakan  sendiri-sendiri.  Para  ulama berbeda pendapat tentang jumlah orang untuk dapat mendirikan shalatJumat. Sebagian ulama mengatakan minimal  40  orang  dan  ada  yang  mengatakan minimal 2  orang.
c.  Dilaksanakan pada waktu dzuhur.  Hal ini sesuai dengan hadis Nabi:
Dari Anas bin Malik,” Sesungguhnya Rasulullah saw. shalat Jumat ketika
matahari telah tergelincir.”(H.R. Bukhari)
d.  Shalat Jumat dilaksanakan dengan didahului dua khotbah.
3.  Khotbah  Jumat
Khotbah Jumat merupakan nasihat dan tuntunan ibadah yang disampaikan oleh khatib kepada jamaah shalat Jumat. Perhatikan rukun dan syarat khotbah Jumat ini.
a.  Rukun  khotbah Jumat
1)  Mengucapkan puji-pujian kepada Allah Swt.
2)  Membaca ¡alawat atas Rasulullah saw.
3)  Mengucapkan dua kalimat syahadat.
4)  Berwasiat  (bernasihat).
5)  Membaca ayat al-Qur'an pada salah satu dua khotbah.
6)  Berdoa untuk semua umat Islam pada khotbah yang kedua.
b.  Syarat Khotbah Jumat
1) Khotbah Jumat dilaksanakan tepat siang hari  saat  matahari  tinggi  dan  mulai bergerak condong ke arah Barat.
2)  Khotbah  Jumat  dilaksanakan  dengan berdiri jika mampu.
3)  Khatib  hendaklah  duduk  di  antara  dua khotbah.
4)  Khotbah disampaikan dengan suara yang keras dan jelas.
5)  Khotbah dilaksanakan secara berturut-turut jarak antara keduanya.
6)  Khatib suci dari hadas dan najis.
7)  Khatib menutup aurat.
c.  Sunah Khotbah Jumat
1)  Khotbah dilaksanakan di atas mimbar atau tempat yang tinggi.
2) Khotbah disampaikan dengan kalimah yang fasih, terang, dan mudah dipahami.
3)  Khatib menghadap ke jamaah shalat Jumat.
4)  Khatib membaca shalawat atau yang lainnya di antara dua khotbah.
5)  Khatib  menertibkan  tiga  rukun,  yaitu  dimulai  dengan  puji-pujian,  salawat Nabi, dan berwasiat.
6)  Jamaah shalat Jumat  hendaklah  diam,  tenang  dan  memperhatikan  khotbah Jumat.
7)  Khatib hendaklah memberi salam.
8)  Khatib hendaklah duduk  di kursi  mimbar sesudah  memberi salam dan
mendengarkan adzan.
d.  Sunah yang Berkaitan dengan Shalat Jumat
1)  Mandi terlebih dahulu sebelum pergi ke masjid.
2)  Memakai pakaian yang bagus  dan disunahkan berwarna putih.
3)  Memakai wangi-wangian.
4)  Memotong  kuku,  menggunting kumis,  dan menyisir  rambut.
5)  Menyegerakan pergi ke  masjid untuk melaksanakan shalat Jumat.
6) Melaksanakan salat tahiyatul masjid (shalat untuk menghormati masjid)
7)  Membaca al-Qur'an atau  dzikir sebelum khotbah Jumat.
8)  Memperbanyak doa dan  ¡alawat atas Nabi Muhammad saw.
e.  Adab Melaksanakan Shalat Jumat
1)  Meluruskan shaf (barisan shalat). shaf di  depan  yang  masih  kosong  segera diisi.  Salah  satu  kesempurnaan shalat berjamaah  adalah shafnya  lurus  dan rapat.
2)  Ketika  khatib  sedang  berkhotbah,  tidak  boleh  berbicara  satu  kata  pun. Berkata-kata saat khotbah berlangsung menjadikan shalat Jumat sia-sia. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah saw.  bersabda yang artinya:
“Jika  engkau  berkata  pada  sahabatmu  pada  hari  Jumat,  ‘diamlah,
dan  khatib  sedang  berkhotbah!  ”Sungguh  engkau  telah  berkata  sia-sia.” (H.R. Bukhari Muslim).
Hadis lain  yang  diriwayatkan  oleh  Ibnu  ‘Abbas.  Ia  berkata  bahwa
Rasulullah bersabda yang artinya: “Barang siapa yang berbicara pada saat imam khotbah Jumat, maka ia  seperti  keledai  yang  memikul  kitab,  sedangkan  yang  mengingatkan orang untuk diam, maka tidak sempurna shalat Jumatnya.” (H.R. Ahmad).
f.  Hikmah Shalat Jumat
1)  Memuliakan hari Jumat.
2)  Menguatkan  tali  silaturrahmi.  Kita  bisa  mengetahui  kondisi  jamaah  yang lainnya. Misalnya, jika kita melihat ada jamaah sedang dilanda kesusahan hidup,  kita  bisa  membantu  mereka.  Atau,  jika  ada  yang  jarang  ke  masjid karena  sakit,  kita  bisa  menjenguk  mereka. Bahkan,   jika  kita  melihat  ada yang  bermaksiat,  kita  bisa  langsung  menasihatinya.  Dari  sini  umat  Islam bisa  mewujudkan  semangat  tolong-menolong  dalam  kebaikan  dan  takwa sekaligus  saling  menasihati  dalam  kebaikan  dan  kesabaran  dengan amar ma'ruf dan nahi munkar.
3)  Berkumpulnya umat Islam dalam masjid merupakan salah satu cara untuk mencari barakah Allah Swt.
4)  Dengan sering berjamaah di masjid, bisa menambah semangat bekerja kita karena terbiasa melihat orang-orang yang semangat beribadah di masjid.
5)  Melipatgandakan pahala kebaikan.
6)  Membiasakan diri untuk disiplin terhadap waktu.
4.  Halangan Shalat Jumat
Hal-hal  yang  dapat  dijadikan  alasan  untuk  boleh  tidak shalat Jumat  adalah sebagai berikut.
a.  Sakit.  Orang  yang  sakit  diperbolehkan  tidak  melaksanakan shalat Jumat, tetapi harus  melaksanakan shalat dzuhur.
b.  Hujan  lebat,  angin  kencang,  dan  bencana  alam  yang  menyulitkan  untuk
melaksanakan shalat Jumat.
c.  Musafir,  yaitu seseorang yang sedang melaksanakan perjalanan jauh.
d.  Perjalanan menuju tempat melaksanakan shalat Jumat tidak aman.
C.   Aku Ingin Bisa ShalatJum’at
Kamu selalu melaksanakan shalatJumat, bukan ? Sekarang saatnya mengetahui ketentuan mengenai praktik shalat Jumat. Semoga ibadah shalatJumat kalian menjadi semakin  sempurna. Walaupun shalat Jumat hanya  diwajibkan  kepada  laki-laki, perempuan  juga  harus  mengerti  tentang  tata  cara  atau  ketentuannya.  Pada  bagian ini kalian akan berlatih shalat Jumat.
Tata cara pelaksanaan shalat Jumat secara umum adalah sebagai berikut.
1.  Bersihkan  terlebih  dahulu  badan,  pakaian,  dan  tempat  dari hadas dan najisatau kotoran.
2. Sebelum berangkat ke masjid disunahkan untuk mandi terlebih dahulu, memotong kuku, mencukur kumis, dan menghilangkan bau yang tidak sedap.
3.  Pakailah  pakaian  yang  bersih  (disunahkan  yang  berwarna  putih, memakai
kopiah, dan memakai wangi-wangian.)
4. Segera pergi ke masjid dan melaksanakan shalat tahiyyatul masjid (shalat menghormati masjid) dua rakaat sebelum duduk.
5. Sambil  menunggu  khatib  naik  mimbar  disunahkan  membaca dzikir, shalawatNabi dan membaca Al-Qur'an.
6. Ketika masuk waktu dzuhur muaddzin mengumandangkan adzan yang pertama.
7. Setelah selesai adzan jamaah melaksanakan shalat sunnah qabliyyah/shalat sunat Jumat.
8. Khatib naik ke mimbar mengucapkan salam, muaddzin mengumandangkan adzanyang kedua.
9. Bagi yang melaksanakan shalat Jumat dengan azan sekali, maka sebelum azan khatib  naik  mimbar,  kemudian  dikumandangkan  azan.  Setelah  azan  selesai, khatib melaksanakan khutbah.
10. Khatib menyampaikan khotbahnya dengan dua kali khotbah diselingi dengan
duduk  di antara dua khotbah.
11. Pada  saat  khotbah  dibacakan,  jamaah  memperhatikan  dengan  khusuk,  tidak bercakap-cakap, meskipun suara khotbah tidak terdengar.
12. Setelah  selesai  khotbah,  muadzin  mengumandangkan iqamah,  sebagai  tanda dimulainya shalat Jumat.
13.  Jamaah bersiap-siap untuk melaksanakan shalat Jumat.
14.  Sebelum shalat dimulai,  imam  hendaknya  mengingatkan  makmum  untuk
merapatkan dan meluruskan shaf serta mengisinya yang masih kosong.
15.  Imam memimpin shalat Jumat berjamaah dua rakaat.
16.  Jamaah disunahkan untuk berdzikir dan berdoa setelah selesai shalat Jumat.

17.  Sebelum  meninggalkan  masjid  jamaah  disunahkan  untuk  melaksanakan shalat unnah  ba’diyah terlebih  dahulu.